Wednesday, November 27, 2013

Energy imbalance strangles democracy

NRGLab (ww.nrglab.asia) is dedicated to developing renewable energy alternatives for the future. By introducing electricity to the third world and making it more affordable for everyone else, we can democratize energy and information in ways never thought possible.  But in order to understand the relationship between energy, information, and good ol’ fashioned democracy, we must first examine what it means to be ‘democratic.’



Usually, people think of democracy in terms of its narrowest definition – everyone gets an equal vote on who will be their next leader. It dates back thousands of years to the ancient Greeks. As Winston Churchill so eloquently once put it, “Democracy is the worst form of government… except for all the others.”

The most crucial aspect to maintaining democracy is a well-informed electorate. When trusting people with the freedom of choice, we must also trust them with the truth. Who stands for what issue? What issues are the most pressing and important? Where is our world heading?

These questions influence voters, who influence policy, which, due to the nature of global politics, affects the entire world. And when it comes to energy policy, melting glaciers prove that no issue is more pressing.

We all depend on energy for our daily commute to work. To cook our food.  To heat our nightly shower. Economic stability depends on a nation’s reliable access to energy.  Yet a majority of sources like coal, oil, gas, and uranium, which are limited and only found in select places, are controlled by a handful of energy conglomerates.

What’s democratic about that?

When power is consolidated into the hands of a few, the majority become slaves to the minority. We’ve been conditioned to want fossil fuels for so long that our wants now far outweighs our needs. This moral dilemma of consumption versus social responsibility is restricting democracy. In order for citizens, CEOs, and politicians to be free to choose the best direction for our planet, we must first break free from big energy.

We have the ability to transcend the industrial roof thatched by the centuries preceding us. We can adapt to climate change by investing in clean-energy. We can demolish archaic economic thinking that threatens democracy for our children’s children by embracing carbon caps.

That’s why NRGLab keeps you up to date on daily developments around the world in energy, business, and new technology. We want you to stay informed. Stay curious. No matter where you live or where you’re from. New York. New Guinea. New Zealand. NRGLab wants to give you the freedom of choice as we work together towards a new and better tomorrow.


Sunday, November 24, 2013

美国能源泡沫——好事过多反成坏事?

1973年,美国对中东实施的石油禁运导致了能源紧缺。如今,40年过去了,美国正处于能源革命和前所未有的经济增长的顶峰时期。

这场革命背后有什么?新技术!



水平钻井及液压破裂(水力压裂)等重大成就让能源公司可以开采储量丰富的石油和天然气。一度被认为是绿色幻想的风能和太阳能最终也在经济上变得可行。公共事业重新构思了我们老旧的能源基础设施,让它变得更智能、更高效。

2020年之前,美国生产的石油将能满足消费的需求,进而减少对经常不稳定且因此变得不可预测的中东的依赖。

 “就在过去几年里,我们见证了从紧缺到丰富的转变”,哥伦比亚大学全球能源政策主任Jason Bordoff说道。“这对经济、地缘政治和环境将产生巨大的影响。”

美国从中获得好处是显而易见的。使用更便宜、全天然的燃气替代煤炭,能有效地减少碳排放,同时还能支持国内制造业。这意味着将本会流向海外的数十亿美元留在了美国境内,为将来的投资提供资本。

然而,能源的丰富也带来了一系列全新的挑战。环保人士抗议美国政府参与了利用水力压裂法开采石油和天然气的活动,经济学家也发出警告,提醒大家能源泡沫的存在——就像上世纪90年代的网络泡沫一样——随时都可能爆裂。

但是,存在泡沫的并不只是石油和天然气——太阳能和风能等可再生能源也在迅速增长。得益于美国政府对能源效率的重视,美国现在投入的资金收益是三十年前的两倍多,当时的经济规模仅为目前的三分之一!

去年,全球的温室气体水平再创新高,今年6月,国际能源署声称在本世纪末,温度上升的幅度将高达华氏9.5°——正如我们所知道的那样,这也差不多会是文明的终结。

加州大学戴维斯分校能源与可持续发展中心执行董事Amy Myers Jaffe表示“人们不能再依靠高油价和化石燃料的不足来推动气候议程了。形势已经发生了全面的变化。”

那么,对您来说,好事太多会反成坏事吗?美国正要找出其中的答案。



[ 能源革命, 美国能源泡沫, 能源紧缺, 美国能源, Amy Myers Jaffe, Jason Bordoff, 能源泡沫, NRGLab的公司, NRGLab 新技术, 所未有的经济增长, Ana shell, ana shell sh-box ]

Tuesday, November 19, 2013

Penghematan Energi dan NRGLab

Dewasa ini, efesiensi energi menjadi menjadi salah satu faktor bagi konsumen dalam mengambil keputusan. Mulai dari kebutuhan rata-rata bensin per kilometer untuk sebuah mobil baru, atau ukuran rumah yang akan dibeli, setiap sen diperhitungkan pada era ekonomi saat ini. Jadi mengapa harus membuang-buang uang hanya karena TIDAK efisien?

Tingginya tingkat efisiensi energi atau EER (Energy –Efficiency Rating) dapat mengurangi tagihan bulanan seorang pemilik rumah. Survei  menyeluruh terhadap EER tahun lalu  menunjukkan bahwa 44% dari masyarakat menginginkan lebih banyak lagi pengembangan  bangunan ramah lingkungan atau bangunan hijau ini. Namun, dalam rangka mendorong laju penyebaran renovasi energi, kita harus mengombinasikan dua indeks yang dipakai saat ini: Operational Rating System (ORS) dan Asset Rating System (ARS). Mengapa?
ORS menghitung tagihan energi bangunan pada bulan-bulan sebelumnya dan luas bangunan serta menghitung tingkat persentilnya. Sejak tahun 2008, dua negara bagian dan beberapa kota di Amerika Serikat bergantung pada sistem ini. Bagi masyarakat awam, penggunaan ORS sangat masuk akal. Namun ada satu kekurangannya yang sangat jelas: Bagaimana Anda membandingkan struktur sebuah bangunan yang dibangun tahun 1950-an dengan yang dibangun pada abad ke-21? Kedua bangunan tersebut dibangun dengan material yang berbeda. Dengan model arsitektural yang berbeda pula. Singkatnya seperti membandingkan buah apel dengan jeruk.
Itulah sebabnya para ahli mengembangkan ARS.  ARS  menganalisis pemakaian energi pada infrastruktur bangunan dan kemungkinannya di masa yang akan datang. Untuk bangunan yang lebih baru, hal  ini dapat menunjukkan kepada calon pembeli cara terbaik memaksimalkan sistemnya.  Begitu bangunan mulai beroperasi, ORS menjadi penting bagi pemilik bangunan, karena ORS menandai  para pemilik bangunan yang memboroskan energi.
Clay Nesler, Wakil Presiden Divisi Efesiensi Bangunan Johnson Controls, sebuah perusahaan yang di bidang efesiensi energi, mengklaim bahwa EER seharusnya dilihat sebagai “salah satu perangkat yang, jika digabungkan dengan kebijakan lainnya, dapat  mendongkrak  investasi di bidang efesiensi energi.”
Jadi apakah Anda juga dipusingkan dengan segala masalah  teknis ekonomi yang membingunkan ini?
Untungnya saat ini ada beberapa negara, termasuk Australia yang berhasil melepaskan diri dari masalah ini. Mereka hanya menyewa bangunan dengan tingkat EER yang tinggi. Dan karena pemerintah Australia menyewa lebih banyak tempat daripada perusahaan swasta lainnya, maka bangunan dengan tingkat EER yang lebih rendah otomatis mengalami penurunan nilai jual.
Pada 2010, Uni Eropa berhasil meloloskan UU Kinerja Energi dalam Pedoman Bagunan, undang-undang yang mensyaratkan kepada seluruh negara untuk meningkatkan standar efesiensi energinya. Pada survei EER tahun lalu, responden lebih insentif pajak dan pengurangan pajak atas bangunan dengan EER tinggi daripada inventasi pemerintah untuk merenovasi dan merestorasi bangunan.
Dengan mengombinasikan kedua perhitungan efesiensi energi ini, sesungguhnya pemerintah dapat membantu  lebih banyak dunia usaha mendapatkan sertifikasi hijau, sehingga akan mendorong sektor-sektor lainnya untuk melakukan hal serupa.
NRGLab, nyatanya dapat membatu rumah atau kantor Anda, untuk menghemat energi dengan SH-Box,  sebuah generator portabel yang menghasilkan energi alami sesuai tarif saat ini $0,03 per kW!
Berminat? Kunjungi www.NRGLab.asia untuk informasi lebih lanjut mengenai SH-Box bebas karbon, dan bergabunglah dalam gerakan energi ramah lingkungan sebelum terlambat.  


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 20 Juni: http://anashellnrglab.wordpress.com/2013/06/20/energy-efficiency-and-nrglab/

Penghematan Energi, energi, energi NRGLab, EER, Energy Efficiency Rating, Operational Rating System, Asset Rating System, SH-box, Ana shell, ana shell sh-box, NRGlab ]

Sunday, November 17, 2013

Israel’s natural gas may ease tensions in Middle East

The discovery of vast repositories of natural gas under Israel has transformed the country into a green-energy mogul and major industry player almost overnight.
For decades, Israel has been part of the log-jam of Middle Eastern countries vying for imported oil, but now the country has enough natural gas to not only gain energy independence, but begin exporting to foreign markets, including Europe.

Several Israeli representatives have proposed a “gas for peace” treaty in hopes of devolatilizing the Middle East. However, Arab countries aren’t expected to willingly cooperate with the Jewish-state, no matter how tempting the price point. Their animosity runs thousands of years deep and is rooted in incorrigible religious differences.  
Phinas Avivi, director of strategic affairs at the Israeli Foreign Ministry, says there is “an interesting cocktail of possibilities” in play. “The trick is to use the gas to solve problems, not create new problems.”
Despite Israel now having leverage over the rest of the region, it appears as if their leadership won’t use it to bully others around.  In the coming weeks, they’re expected to announce plans for tax incentives and export limitations on natural gas in hopes of regulating the hot commodity.
Economists have warned against creating a natural gas ‘bubble’ in Israel. The sudden influx of ‘petrodollars’ could possible inflate the value of the shekel, crippling the country’s competitiveness in other areas of trade.
Prime Minister Benjamin Netanyahu has hailed production in the Tamar repository, which began operating in March, as “an important step towards energy independence.” Tamar is the merely the first of many gas fields set to be tapped this year. The largest, an off-shore reserve nicknamed Leviathan, is scheduled to go online by 2016. Leviathan holds enough natural gas to supply the entire European Union for over a year!
But natural gas isn’t the same as the petroleum you use to fuel your car, or heat your home. Liquid petroleum gas (LPG) is a mixture of hydrocarbon gases and is manufactured during the refining of crude oil and natural gas. The process is complicated and somewhat costly.
NRGLab has developed a more-efficient process of gasification for converting natural gas, coal, and agricultural waste into clean-burning fuel. This breakthrough has the potential to save countries like Israel billions of dollars as they pursue brand new economic opportunities. When natural gas is in limited supply, why risk wasting an ounce of useable product?
Visit http://www.nrglab.asia to learn more about the process and become part of the green-energy tech revolution. 
[ natural gas, natural gas Israel, imported oil, Phinas Avivi, Israeli Foreign Ministry, tax incentives, export limitations, Benjamin Netanyahu, liquid petroleum gas, NRGlab, Ana shell, Ana Shell NRGLab ]

Tuesday, November 12, 2013

关停美国政府对环境的影响

截至昨晚半夜*,由于国会未能通过2014年联邦预算,美国政府开始关停,这也波及到了环境保护的主要机构——如美国国家环境保护局(EPA)。

约有800,000位平民工人——或者说整个美国联邦政府平民劳动力的40%——都将延长无薪休假。目前尚不清楚此次关停将持续多长时间,但是,如果说过去有任何征兆的话,那么,关停可能会持续一段时间了。早在1995年,国会共和党人和克林顿总统之间的僵局就导致美国政府关停21——在美国历史上,这也是持续时间最长的关停了。

总体而言,美国政府曾被迫关门多达17次!那么,此次关停也一如既往吗?



实际上,对拥有16,000多名员工的EPA来说可不是这样。EPA的负责人Gina McCarthy声称,延长休假将意味着她的机构“在事实上关停了”。在关停期间将留下的员工仅为6.5%,因为他们的工作对国家安全或私人资助都不重要。

但是,我们难道不希望监管机构能密切关注有毒废物堆放场、石油钻塔和其他会对我们的环境造成明显威胁的作业吗?

政府关停计划解释道:“如果停止执行一项酸性矿水排放处理计划将导致矿水流入供社区居民饮用的水中,那么,相关机构就会将其视为迫在眉睫的威胁。”

但是,这又引出了一个问题:我们是否能相信政府针对应不应该被视为“迫在眉睫的威胁”而做出的判断?

EPA保留了一些员工,以便对重要设施进行日常维护。其他员工则将留下来喂养试验动物,确保长期试验能不受干扰。还有一些人将组成随后候命的紧急救援队,以应对可能发生的灾害。

让我们祈祷事情不会发展到那一步吧。


是时候让政府将政治分歧暂放一边,专注于民众所关心之事了:保证我们的安全,包括保护淡水储量和生态系统免受人类有害习惯的影响。

* -十月初




[ 关停美国政府对环境的影响, EPA, Gina McCarthy, NRGLab的公司, NRGlab, 小企业主, 塞浦路斯银行危机, 生物质气化趋势, 绿色能源, 菲律宾 Ana Shell ]

Sunday, November 10, 2013

Energi hijau sama dengan pertumbuhan lapangan kerja

Berkat energi hijau (baca: ramah lingkungan), lebih dari 34.000 orang di Inggris Raya saja mendapat pekerjaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pangan dan papan mereka. Angka tersebut meningkat hampir  75% sejak tahun 2010, ketika RenewableUK, asosiasi perdagangan nirlaba di bidang energi terbarukan yang terkemuka, melakukan sebuah penelitian mengenai lapangan kerja pada industri energi angin, gelombang, dan pasang surut.



Ketika kita membahas tentang energi ramah lingkungan, akan ada banyak pihak terlibat dengan berbagai peran yang berbeda. Mulai dari perencanaan dan pengembangan, hingga konstruksi dan instalasi, perawatan, pabrikasi, dan layanan pendukung. Satu hal yang pasti – energi ramah lingkungan sama dengan lapangan kerja.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 91% dari orang-orang yang dipekerjakan di sektor ini adalah warga negara Inggris Raya, yang 1/5 di antaranya adalah perempuan.

Usaha-usaha kecil juga memainkan peranan penting dalam sektor ini, dengan 80% dari seluruh bisnis yang bergerak pada industri energi angin, gelombang, dan pasang surut ini mempekerjakan kurang dari 250 orang, dan lebih dari setengah usaha tersebut yang mempekerjakan kurang dari 25 orang.

Menurut RenewableUK, pemerintah dapat menciptakan lebih dari 70.000 pekerjaan pada dekade berikutnya dengan adanya pembiayaan yang tepat dan dukungan masyarakat.

“Laporan saat ini dengan jelas menunjukkan bagaimana industri energi angin, gelombang, dan pasang surut menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” kata Maria McCaffery, CEO RenewableUK. "Ada ratusan ribu orang di seluruh negeri ini yang bekerja dengan keahliannya memimpin pembangunan industri terkemuka dunia di Inggris, menyediakan energi ramah lingkungan yang andal. Industri energi angin, gelombang, dan pasang surut  kita dapat mempekerjakan lebih dari 70.000 orang pada dekade berikutnya. Sektor energi angin lepas pantai sendiri dapat mempekerjakan hampir 45.000 pekerja pada tahun 2020-an. Sebagai sebuah industri, kami benar-benar menciptakan lapangan kerja baru dari alam.”

Namun, dalam beberapa skenario, laporan tersebut memproyeksikan bahwa energi angin lepas pantai, tanpa adanya dukungan tambahan sumber energi alternatif lainnya, sesungguhnya dapat memperlebar jenjang pengangguran.

 “Agar dapat benar-benar memanfaatkan keuntungan ekonomis dari teknologi kami, kami harus memastikan adanya kepastian untuk industri ini,” lanjut McCaffery. “Kepastian tingkat distribusi pekerjaan di masa depan dalam industri energi angin, gelombang, dan pasang surut pada dekade berikutnya akan memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk berinvestasi pada orang dengan keahlian yang tepat, serta menjamin bahwa kami memaksimalkan jumlah pekerjaan kerah hijau yang kami ciptakan karena kami mentransformasikan sistem kelistrikan kami.

NRGLab bersyukur telah mempekerjaan orang-orang terbaik dan tercerdas saat ini dari berbagai bidang. Insinyur Mesin. Pemodal ventura. Ahli klimatogi. Wartawan dan ahli ekonomi.

Karena untuk dapat menanggulangi krisis iklim dan energi yang kita hadapi, kita harus bergantung pada kolaborasi yang kreatif. Kunjungi nrglab.asia untuk mengetahui selengkapnya tentang apa yang kami lakukan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi jutaan orang.


Diterjemahkan dari Bahasa Inggris, artikel asli di publikasikan tanggal di 24 September: http://anashell.blogspot.com/2013/09/green-energy-equals-job-growth.html

[ Energi hijau, energi, RenewableUK, Maria McCaffery, pertumbuhan lapangan kerja, affordable energy, energi NRGLab, NRGlab, Ana Shell NRGLab, Ana shell ]

Tuesday, November 5, 2013

Energy efficiency and NRGLab

Energy efficiency is progressively becoming more impactful on consumer decision making. Whether it’s the average miles per gallon of a new car, or the size of a house you’re considering buying, in today’s economy, every penny matters. So why throw them away due to energy IN-efficiency?

A high energy-efficiency rating, or EER, can save homeowner’s money on each month’s utility bills. Last year, a global EER survey found that 44% of people wanted more green-building certification approvals. But in order to push through with wide-spread energy renovations, we must combine the two indexes currently in use: the Operational-Rating System, and the Asset-Rating System. Here’s why:
The ORS takes a building’s past energy bills and square foot measurements and calculates a percentile rating. This allows companies to know exactly how efficient their current properties are. Since 2008, two states and a handful of U.S. cities have relied on this system. To the layperson, the ORS sounds legitimate. However, it has one obvious flaw: how can you compare a structure built back in the 1950s to one from the 21st Century? They’re comprised of different materials. Modeled after different architectural styles. In other words: it’s like comparing apples to oranges.  

And that’s exactly why experts developed the Asset-Rating System. The ARS analyzes a building’s energy infrastructure and future potential. In newer buildings, this demonstrates to prospective buyers how best to maximize the system. As soon as the building is operational though, the ORS becomes crucial, since it flags owners who knowingly waste energy.
Clay Nesler, vice-president for the building efficiency division of Johnson Controls, a corporation that focuses on energy efficiency, claims that EERs should be seen “as one of a number of tools that when combined with other policies can really drive greater investment in energy efficiency.”
So is your head hurting from all the economic, technical mumbo-jumbo yet?
Well, luckily some countries like Australia have been able to wrap their heads around it. They only rent from buildings with high EERs. And since the Australian government leases more space than any other private business, buildings with lower ratings decrease in market value.
In 2010, the European Union passed the Energy Performance of Buildings Directive, legislation which requires all states to raise their standards of efficiency. In last year’s EER survey, respondents favored tax incentives and rebates for buildings with high EERs, versus government investment in renovation and restoration.
By combining the two energy-efficiency ratings, governments can essentially help more businesses pass green certification, while enticing others to follow suit.
NRGLab can help your home, or offices become more energy efficient with the SH-Box, a portable generator that produces all-natural electricity at a fraction of current costs. $0.03 per kW in fact!

Intrigued? Visit www.NRGLab.asia for more information on the completely carbon-free SH-Box, and join in the green energy movement before it passes you by.  

energy efficiency, NRGlab, energy IN-effficiency, EER, Operational-Rating System, Asset-Rating System, Clay Nesler, Johnson Controls, Ana Shell NRGLab, SH-box, sh-box nrglab ]

Monday, November 4, 2013

生物质气化趋势

在任何用作燃料的有机物的燃烧或生化转化过程中就会产生生物质能。用于生产生物质能的有机物包括木材、木屑、草、玉米、甘蔗、农业废料和其他植物。将生物质转化为能源的处理方法也多种多样。
如果涉及到废料,那么,生物质能还能带来额外的好处,因为它将垃圾变成了能源;如果使用的是农作物,那么,它就能在经济上给农民带来好处。专门为生物质应用种植作物也是可以的,最环保的生物质生产形式则是使用废旧产品。

乙醇等生物质燃料生产的能源,大约是投入能源的五倍,这让它成为了一种具有经济可行性的能源。它的不足之处在于运送燃料的距离越远,它也就变得越不实惠。因此,能发挥生物质能最大价值的处理方式就是,将生物质用在其生产之地,比如农场和周边社区。
科学家们正在努力寻找更有效的生物质能使用方式,因为与化石燃料相比,环境能从生物质能中受益更多。向生物质的过渡将有助于世界减少废物生产和温室气体排放。但同时,由于技术相对较新,生物质燃料的生产成本仍然较高。改善燃料的生产方式,让其更有效率,同时降低生产成本,仍然有待研究。
在高温条件下,控制石油、煤、生物质、生物燃料等碳材料转化为氢气和一氧化碳时的氧气与蒸汽量,就会发生气化。这一转化过程会产生被称为合成气的物质,与燃烧过程相比,能更有效地生产生物质。合成气可直接用于燃烧,也可用来创造甲醇和氢,甚至还能更一步转化为合成燃料。
使用生物质的最佳方式是利用燃气涡轮机启动之后的气化。
在不久的将来,如能正确运用此类涡轮发电机,就能形成经济产业,进而积累大量的生物质(炼糖厂、酿酒厂、加工甘蔗的工厂等)。
国家可以使用生物质来发电,让生物质取代煤、燃气或石油,借此还能双倍减少二氧化碳的排放量。
NRGLab推出的(专利申请中)燃气涡轮机可以从甲烷、丙烷、丁烷、甲醇及其衍生物,以及合成气中,生产出世界上最廉价的电力,每千瓦时仅为0.02美元。与传统的涡轮机相比,NRGLab 涡轮机不仅拥有更高的转化效率(传统涡轮机仅为75%),它也更为廉价。NRGLab 推出的一台25MW涡轮机预计售价为1500万美元,而当今市场上的同类涡轮机售价却可能高达4000万美元。借助于NRGLab燃气涡轮机气化,价格就会回落到一个新水平,借此,生物质不会被视为燃料,而是为了发电而燃烧,进而为您带来收益。

从英文版翻译而来。原文于 107, http://anashell.com/anashell/2013/10/07/biomass-gasification-trend/
[ energi biomassa, gasifikasi biomassa, biomass gasification, gasification Ana Shell, gasification nrglab, gasification project, 绿色能源, 塞浦路斯银行危, 腐败, 日本的辐射, 生物质气化趋势 ]